Senin, 29 Oktober 2012
Inilah 23 Nominator Ballon D'Or Tahun Ini
Para kandidat pemenang Ballon D'Or 2012 sudah diumumkan!
29 Okt 2012 21:20:00
Selengkapnya Tentang : AC Milan, Argentina, Arsenal, Atlético Madrid, Bayern München, Belanda, Brasil, Chelsea, Inggris, Italia, Jerman, Juventus, Manchester City, Manchester United, Pantai Gading, Paris Saint-Germain, Prancis, Real Madrid, Santos, Spanyol, Swedia, Yaya Touré , Manuel Neuer, Xabi Alonso, Mario Balotelli, Neymar, Lionel Messi, Zlatan Ibrahimovic, Xavi, Andrea Pirlo, Cristiano Ronaldo, Sergio Ramos, Robin van Persie, Karim Benzema, Wayne Rooney, Radamel Falcao, Piqué, Sergio Agüero, Didier Drogba, Andrés Iniesta, Mesut Özil, Gianluigi Buffon, Busquets, Iker Casillas
Getty
OLEH
AGUNG HARSYA Ikuti di twitter
Penghargaan bergengsi tahunan Ballon D'Or akan kembali digelar pada pengujung tahun ini. Penghargaan ini merupakan penghargaan paling prestisius yang diperuntukkan kepada pemain terbaik di dunia berdasarkan pilihan pelatih, kapten timnas, dan wartawan sepakbola. Tahun lalu, Ballon D'Or disabet Lionel Messi untuk kali ketiga beruntun. Dengan penampilan yang konsisten, Messi masih menjadi salah satu calon pemenang tahun ini bersama, lagi-lagi, Cristiano Ronaldo.
Namun, Ballon D'Or tidak hanya melibatkan dua bintang itu, ada beberapa nama lain yang layak diperhitungkan. Majalah sepakbola Prancis, France Football, sudah melansir daftar 23 pemain yang akan diciutkan menjadi tiga nama sebagai pengumpul suara terbanyak yang diumumkan dalam sebuah konferensi pers di Sao Paulo, Brasil, 29 November mendatang. Tiga nama itu akan naik podium dan salah satunya diumumkan sebagai yang terbaik pada malam penganugerahan FIFA di Zurich Kongresshaus, 7 Januari 2013.
Simak daftar 23 nominator Ballon D'Or tahun ini:
Sergio Agüero (Argentina/Manchester City)
Mario Balotelli (Italia/Manchester City)
Karim Benzema (Prancis/Real Madrid)
Gianluigi Buffon (Italia/Juventus Turin)
Sergio Busquets (Spanyol/FC Barcelona)
Iker Casillas (Spanyol/Real Madrid)
Didier Drogba (Pantai Gading/Chelsea, Shanghai Shenhua)
Radamel Falcao (Kolombia/Atlético Madrid)
Zlatan Ibrahimovic (Swedia/AC Milan, Paris Saint-Germain)
Andrés Iniesta (Spanyol/FC Barcelona)
Lionel Messi (Argentina/FC Barcelona)
Manuel Neuer (Jerman/Bayern Munich)
Neymar (Brasil/Santos)
Mesut Özil (Jerman/Real Madrid)
Gerard Piqué (Spanyol/FC Barcelona)
Andrea Pirlo (Italia/Juventus)
Sergio Ramos (Spanyol/Real Madrid)
Cristiano Ronaldo (Portugal/Real Madrid)
Wayne Rooney (Inggris/Manchester United)
Yaya Touré (Pantai Gading/Manchester City)
Robin van Persie (Belanda/Arsenal, Manchester United)
Xabi Alonso (Spanyol/Real Madrid)
Xavi Hernandez (Spanyol/FC Barcelona)
From: goal.com
Jumat, 19 Oktober 2012
Inilah Kemampuan dan Spesifikasi 5 UAV Buatan Indonesia
5 UAV / Pesawat tanpa awak dipamerkan di Bandara Halim Perdanakusuma. Boleh berbangga karena pesawat-pesawat ini asli buatan Indonesia. Yuk, tengok kelima pesawat itu.
Puna Wulung Karya BPPT
all foto : defense-studies.blogspot.com
Pesawat-pesawat itu merupakan hasil riset Balitbang Kemenhan yang bekerjasama dengan BPPT. Pesawat-pesawat ini berfungsi antara lain sebagai pesawat pengintai, pemotretan udara pada area yang sangat luas, pengukuran karakteristik atmosfer, dan pemantauan kebocoran listrik pada kabel listrik tegangan tinggi. Pesawat-pesawat ini cocok digunakan di daerah perbatasan.
Kelima pesawat tanpa awak itu baru prototipe dan baru akan diproduksi.
"Setelah teruji kita akan serahkan ke industri. Bisa dimodifikasi tetapi kaidah desainnya harus sama. Saat ini ada PT DI dan LAPAN, yang akan memproduksinya," kata insinyur rekayasa di BPPT, Ir Adrian Zulkifli.
Adrian sangat berharap pesawat ini diproduksi oleh pabrikan teknologi BUMN dan bukan swasta. "Karena kita akan mengontrol pembuatannya," kata dia.
Berapa harganya? "1 Pesawat harganya kira-kira 2 miliar. Dan riset ini menggunakan dana DIPA. Untuk engine, kita ambil dari Jerman. Kalau kamera bisa pakai dari Taiwan," imbuh Zulkifli.
Prototipe pesawat itu dipamerkan dan 1 pesawat Wulung telah diuji coba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (11/10/2012). Yuk tengok lima pesawat ini:
1. Puna Sriti
Pesawat ini berwarna putih. Sriti adalah wahana udara nirawak jarak dekat dengan konfigurasi desain playing wing menggunakan catapult (pelontar) sebagai sarana take off dan jaring sebagai sarana landing.
"Sriti untuk surveilance. Karena bisa take off dengan peluncuran dan landing di jaring maka bisa dipakai untuk melengkapi Angkatan Laut pada peralatan di KRI. Sriti ini bisa melihat ke depan sejauh 60-75 km. Jadi bisa dikatakan sebagai mata KRI," papar Chief Engineer BPPT, Muhamad Dahsyat di lokasi.
Yang kedua, imbuh Dahsyat, untuk memenuhi kebutuhan pengamanan lokal area seperti bandara. Bisa juga dipakai untuk tindakan SAR di gunung-gunung, jadi lebih efektif.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 2.988 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 8,5 kilogram
- cruise speed 30 knot
- endurance 1 jam
- range 5 nautical mile
- altitude 3.000 feet
- catapult 4.500 mm
- catapult bungee chords.
2. Puna Alap-alap
Pesawat ini bermotif loreng dengan warna hijau tua dan hijau muda tentara. Alap-alap adalah wahana udara nirawak jarak menengah dengan konfigurasi desain inverted V-tail dan double boom menggunakan landasan sebagai sarana take off.
"Alap-alap didesain long race. Untuk kebutuhan surveilance saja," kata Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 3.510 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 18 kilogram
- cruise speed 55 knot (101,86 km/jam)
- endurance 5 jam
- range 140 kilometer
- altitude 7.000 feet
- payload = gymbal camera video.
3. Puna Gagak
Pesawat ini bermotif loreng dengan warna oranye dan putih.
Gagak adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail, low wing dan low boom, menggunakan landasan sebagai sarana take off - landing.
"Puna Gagak ini sama dengan Pelatuk tetapi berbeda misi. Kalau Gagak untuk misi rendah-naik-rendah lagi. Dan bisa digunakan untuk Angkatan Laut," tutur Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.
4. Puna Pelatuk
Pesawat ini bermotif loreng dengan warna putih, abu-abu dan krem.
Pelatuk adalah wahana udara nirawak jarak jauh dengan konfigurasi desain V-tail inverted high wing dan high boom, menggunakan landasan sebagai take off - landing.
"Kalau Pelatuk itu low-high-low, menukik ke bawah, kemudian naik lagi," jelas Dahsyat.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.916 mm
- MTOW (Maximum Take Off Weight) 120 kilogram
- cruise speed 52 - 69 knot (96,3 - 127,8 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 73 km
- altitude 8.000 feet
- payload=gymbal camera video.
5. Puna Wulung
Pesawat ini bermotif loreng hijau tosca dan abu-abu.
"Wulung ini medium. Terbang bisa mencapai waktu 4 jam. Dan muatannya cukup hingga bisa dipakai untuk membuat hujan buatan maupun penyebaran benih," tutur Dahsyat.
"Kalau Wulung ini misi terbangnya itu high-high-high. Ke depan kita akan eksplorasi lagi untuk kebutuhan lain," imbuh dia.
Spesifikasi pesawat:
- wingspan 6.360 mm
- MTOW (maximum take off weight) 120 kg
- cruise speed 60 knot (111.12 km/jam)
- endurance 4 jam
- range 120 KM
- length 4.320 mm
- height 1.320 mm
Sumber : Defense Studies
Menhan Bentuk Skuadron Pesawat PUNA
Indonesia boleh berbangga sudah mampu menciptakan pesawat pengintai tanpa awak (nir awak) buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sukses diuji coba di Base Ops Halim Perdana Kusuma, Kamis (11/10) pagi.
Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro Memeriksa PUNA Wulung
Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro Memeriksa PUNA Wulung
foto : setkab.go.id
Keberhasilan uji coba pesawat Unimaned Aerial Vechile (UAV) atau Pesawat Udara Nir Awak (PUNA) ini membuat Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro bertekad membangun sebuah skuadron PUNA guna pengamanan daerah perbatasan.
“Kita hentikan penelitian karena akan terjadi pembengkakan biaya. Lebih baik kita langsung membangun satu skuadron pesawat tanpa awak,” urai Purnomo usai menyaksikan uji coba PUNA di Halim PK. Turut hadir Menristek Gusti Muhammad Hatta, Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat dan Kepala BPPT Marzan A. Iskandar.
Menurut Menhan, pembuatan pesawat PUNA secara masal ini diserahkan kepada PT Dirgantara Indonesia (DI). Kebutuhan pesawat PUNA untuk TNI Angkatan Udara (AU) harus memperhatikan kebutuhan dari TNI sendiri. Pasalnya, pembangunan skuadron PUNA ini untuk tahap awal hanya untuk pengintaian saja.
Kedepannya, kata dia, PUNA buatan dalam negeri ini akan digunakan perang dan dipersenjatai, atau menggantikan pesawat tempur yang disebut dengan Unmaned Combat Aerial Vehicle (UCAV).
Purnomo mengatakan, produksi dalam negeri memang agak mahal harganya. Namun, dalam pemenuhan Alutsista TNI harus dicari harga yang ekonomis.
Menurut dia, kegunaan PUNA dalam perang dapat digunakan sebagai pesawat Kamikaze atau pesawat bunuh diri yang ditabrakkan ke kapal perang, seperti ketika Jepang menyerang pangkalan Amerika Serikat di Pearl Harbour.
PUNA juga dapat digunakan sebagai pesawat target, seperti apa yang dilakukan oleh pesawat Amerika Serikat ketika menyerang Irak. “Pesawat tanpa awak Amerika diterbangkan menjadi target persenjataan anti kapal Irak dan di belakangnya pesawat bombing yang langsung mengebom Irak,” imbuhnya.
Selain kegunaan dalam perang, kata dia, PUNA dapat juga digunakan sebagai pesawat pembuat hujan buatan, pemetaan lokasi, dan mengatasi kebakaran di hutan.
“Kegunaan PUNA sangat banyak dan dapat menjangkau daerah yang tidak dapat dijelajah manusia,” tuturnya.
Lebih lanjut Purnomo mengatakan, UU Industri Pertahanan (Inhan) sangat membantu dalam pengembangan PUNA sebagai industri. “Dengan majunya Inhan melalui PUNA, kita akan membantu perekonomian nasional,” tegasnya.
Sumber : Pos Kota
Harga Satu Unit Kapal Timaran Sebesar Rp114 Miliar
Kapal berlunas tiga, KRI Klewang-625, yang baru saja diluncurkan digadang- gadang bakal menjadi salah satu kapal permukaan andalan TNI Angkatan Laut (AL). Untuk membangun kapal generasi modern tersebut membutuhkan dana sebesar Rp114 miliar.
Rp 114 Miliar, Harga Kapal Perang Siluman Jenis Timaran - KRI Klewang Class
Kapal Perang Timaran - KRI Klewang 625, saat ini TNI AL dikabarkan memesan 4 unit kapal jenis ini
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Untung Suropati menuturkan, pembuatan satu unit kapal berjenis X3K trimaran class ini menghabiskan dana sekitar Rp114 miliar.“Dana diambilkan dari anggaran belanja modal devisa tahun anggaran 2009,” paparnya di Jakarta kemarin. Jika dibandingkan dengan kapal dengan jenis kawal cepat rudal (KCR) lainnya produksi dalam negeri seperti KRI Celurit-641,harga ini jelas jauh lebih mahal.
Pembuatan KRI Celurit-641 oleh galangan kapal PT Palindo Marine, Batam, menghabiskan dana sekitar Rp75 miliar.Namun, kapal itu hanya memiliki satu lambung. Untung mengatakan, KRI Klewang-625 layak untuk menjadi kebanggaan rakyat Indonesia karena merupakan kapal modern yang diproduksi oleh industri pertahanan di dalam negeri. “KRI Klewang-625 layak dibanggakan sebagai salah satu alutsista (alat utama sistem senjata) andalan,” ungkapnya.
Dia menerangkan, kapal yang digagas oleh TNI AL bekerja sama dengan PT Lundin IndustryInvest, Banyuwangi,melalui program riset dan pengembangan sejak 2007 ini diproyeksikan menjadi kekuatan pemukul TNI AL yang andal dan menakutkan dilautan. Pasalnya,kapal ini diklaim memiliki kemampuan menginduksi panas dan antiradar (stealth/siluman).
Harga Satu Unit Kapal Timaran Sebesar Rp114 Miliar
Harga Satu Unit Kapal Timaran Sebesar Rp114 Miliar
Momentum peluncuran kapal perang KCR pertama X3K trimaran class ini diharapkan bisa menjadi titik awal pembangunan kapal sejenis yang akan mampu meningkatkan kemampuan TNI AL sehingga menjadi salah satu kekuatan yang disegani di kawasan regional.Selain itu,diharapkan dapat meningkatkan kemampuan industri militer dalam negeri agar mendapatkan pengakuan internasional. KRI Klewang-625 berbahan dasar komposit serat karbon yang ringan, tapi 20 kali lebih kuat dari baja.
Keberhasilan pembangunan kapal perang canggih ini merupakan yang pertama oleh putra-putri Indonesia di galangan kapal dalam negeri PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi. Menurut Direktur PT Lundin John Lundin dalam siaran persnya,Dispenal Amerika Serikat pernah membuat kapal sejenis dengan panjang 120 meter, tetapi dari bahan alumunium atau baja.“Komposit serat karbon juga telah digunakan untuk pembuatan pesawat Airbus Boeing-777 dan mobil Formula-1. Ketahanannya 20 kali lebih kuat dibandingkan baja,”kata John Lundin.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR Su-saningtyas Kertopati menyambut baik kelahiran KRI Klewang-625 lantaran kapal produksi dalam negeri ini memiliki kemampuan yang andal.“Saya rasa kita harus memerbanyak alutsista seperti itu,”ujarnya. Susaningtyas menambahkan, dengan ke-mampuan antiradar yang dimiliki KRI Klewang, ini akan menjadi kekuatan tersendiri dalam menjaga wilayah laut Indonesia.
“Keperluan ALKI (alur laut kepulauan Indonesia) kita akan lebih terlindungi dari ancaman bila memiliki kapal antiradar,”ujarnya. Sebelumnya, pengamat militer dari UI Andi Widjajanto menyatakan, kapal jenis ini juga cocok dengan kondisi perairan Indonesia karena memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan kapal-kapal lain yang berlambung satu.
Sumber : Sindo
Pulau Nipa Pilot Project Benteng Pertahanan RI
Pemerintah menjadikan Pulau Nipa yang berbatasan langsung dengan Singapura sebagai percontohan pengamanan pulau terluar.
Di pulau tak berpenghuni itu tahun depan dibangun bungker bahan bakar dan logistik. Indonesia memiliki 92 pulau terluar, 12 di antaranya tak berpenghuni, termasuk Pulau Nipa. Pulau yang berada di Selat Malaka ini dijaga satuan tugas (satgas) yang terdiri dari prajurit TNI Angkatan Laut (Marinir) dan TNI Angkatan Darat. Komandan Satgas Kapten (Mar) Roni Saputra menjelaskan, pihaknya selalu melakukan patroli pengamanan di wilayah yang menjadi kewenangan satgas.
Mereka bertugas selama enam bulan dan selanjutnya digantikan satgas baru. Dia menyebut, sekarang ada beberapa persoalan yang harus dihadapi prajurit. “Keadaan air di sini sulit,tidak ada mata air,” katanya saat menerima kunjungan rombongan dari Puskom Publik Kemhan di Pulau Nipa kemarin. Untuk mengatasi hal ini, satgas harus membeli air untuk minum dari pulau Belakang Padang yang ditempuh sekitar sejam perjalanan.Adapun air untuk keperluan MCK, mengandalkan air hujan yang ditampung melalui kolam-kolam penampungan untuk disalurkan ke bak air. Selain air,kesulitan juga dialami menyangkut kondisi alam.
Cuaca di pulau yang berbatasan dengan wilayah Singapura itu tidak bisa ditebak karena perubahannya cepat. Pada musim barat angin bertiup kencang dan gelombang air laut bisa mencapai 3,5-5 meter. Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin menyatakan, segala hambatan yang masih dihadapi satgas telah menjadi perhatian Kementerian Pertahanan untuk dicarikan solusi. “Pulau Nipa akan menjadi percontohan bagi pengamanan pulau-pulau terluar lainnya,” katanya.
Di antaranya penyediaan kapal di dermaga pulau itu untuk keperluan transportasi satgas. Sekarang kapal itu sudah dipesan berukuran 28 meter. Pemerintah juga akan menyempurnakan penyediaan listrik dengan memasang solar cell. “Kita juga akan bangun alat komunikasi sehingga tidak lagi menggunakan sinyal dari Singapura,”kata dia. Dia melanjutkan, pemerintah juga telah membagi pengelolaan wilayah di pulau seluas 60 hektare itu.“Lahan seluas 15 hektare di utara untuk pertahanan, 10 hektare di tengah untuk konservasi, dan 35 hektare untuk zona ekonomi di bawah pengelolaan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),” beber Hartind.
Zona ekonomi ini untuk menumbuhkan potensi Pulau Nipa dari segi ekonomi.“Tahun depan akan dibangun bungker bahan bakar untuk pusat pengisian bahan bakar kapal-kapal yang melintas. Kapal-kapal itu harus bayar,”ujarnya. Selain itu juga dibangun pusat penyediaan logistik yang bisa diakses untuk awak kapal, bahkan juga dibangun penginapan. “Tahun 2014 sudah menjadi kawasan percontohan,” imbuh dia.
Sumber : Sindo
Alutsista TNI AD Dalam Tahap Modernisasi
Modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negara sudah menjadi komitmen bersama pemerintah dan DPR.
Bahkan, realisasi untuk tujuan itu pun sudah ada dengan menaikkan anggaran pertahanan hingga lebih 77 triliun rupiah. Khusus di lingkungan TNI AD, modernisasi alutsista sudah direncanakan. Bahkan dalam waktu dekat ini, TNI AD berencana memesan alutsista dari negara Eropa, di antaranya Jerman dan Prancis.
MLRS Astors II TNI-AD
MLRS Astors II TNI-AD (foto : arc.web.id)
Beberapa alutsista yang terbaru itu, di antaranya multiple launcher rocket system (MLRS) Astros II dan meriam 155 mm Caesar, juga alat-alat lainnya, diperlihatkan dalam pameran alutsista TNI di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Sabtu (6/10). Penegasan tersebut dikemukakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Pramono Edhie Wibowo, di sela-sela pameran.
Dalam pameran yang dibuka oleh Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, itu pengunjung yang berasal dari kalangan masyarakat umum diperbolehkan melihat dari dekat, berfoto, bahkan mencoba menaiki sebagian besar alutsista yang dipamerkan. Pramono mengatakan dalam rangka memperingati ulang tahun ke-67 TNI, khusus TNI AD ingin melaporkan diri peralatan apa saja yang digunakan dan akan digunakan dalam waktu segera oleh TNI AD. Pramono Edhie menyatakan melalui pameran ini, dia juga ingin memberikan pertanggungjawabannya selaku KSAD yang diberi amanat oleh Presiden dan rakyat untuk melakukan segala upaya dalam menjaga keutuhan bangsa.
Selain itu, lanjut Pramono Edhie, pihaknya berkenan menerima koreksi dari masyarakat setelah mereka melihat alutsista yang dipamerkan tersebut.
"Masyarakat bisa menilai sendiri melalui pameran ini, apakah kami melakukan langkah yang efi sien ataukah hanya menghabiskan anggaran yang dipungut dari pajak mereka. Setelah acara ini, saya berharap masyarakat semakin mengerti bahwa peralatan TNI AD seperti ini sehingga saya mohon dukung terus kepentingan untuk melengkapi alutsista AD sehingga akhirnya kami siap menjaga kedaulatan RI," papar Pramono.
Teknologi Militer
Sementara itu, melalui Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang), Mabes TNI memperkenalkan sejumlah hasil teknologi alutsista yang berhasil mereka ciptakan, di antaranya senapan mesin multilaras (gatling gun) dan monitor serangan panas (heat stroke monitor).
Senapan Multi Laras 7,62mm - Dislitbangad
Senapan Multi Laras 7,62mm - Dislitbangad (foto : beritahankam.blogspot.com)
Kepala Subdinas Materiil Utama TNI AD, Kolonel (Kav) Rihananto, saat ditemui Sabtu, mengatakan pengembangan teknologi dilakukan untuk memenuhi minimum essential force, yakni suatu kemampuan yang harus dimiliki oleh TNI AD dengan batas minimum yang bisa digunakan untuk pelaksanaan tugas pokok dari TNI AD, baik masalah operasi perang maupun selain perang. Gatling gun diciptakan Dislitbang TNI-AD untuk digunakan oleh satuan-satuan manuver dalam rangka penyerangan maupun pertahanan diri.
"Karena memiliki kemampuan daya tembak besar, dilihat dari segi amunisi yang dimuntahkan itu banyak sekali, yaitu antara 3.000–3.500, maka ini akan cocok menjadi aplikasi dari kecabangan lain di TNI AD," ujar dia.
Rihananto memberikan contoh, untuk satuan Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), dibutuhkan senjata yang memiliki kemampuan menembak tinggi. Sementara di kesatuan Kavaleri dan Infanteri bisa digunakan untuk pertahanan jarak dekat.
"Ketika mereka menemukan suatu objek yang menunjukkan indikasi untuk melakukan suatu gangguan, bisa langsung dipenetrasi dengan senapan ini. Untuk kaliber yang digunakan bisa dari 5,56 sampe 40 mm. Senjata ini pun dapat digunakan untuk pertahanan kelompok untuk menghadapi serangan dari udara," jelas dia.
Sumber : Koran Jakarta
Pindad Segera Membuat Medium Battle Tank
Setelah sukses membuat kendaraan tempur jenis Anoa, PT Pindad berencana membuat tank tempur medium (Medium Battle Tank).
Medium Battle Tank Marder
"Kami akan membuat tank tempur medium," ujar Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).
Iwan menjelaskan, tahapan yang akan dimulai pihaknya adalah berkonsentrasi membuat tank tempur medium dengan bobot sekitar 20 ton.
Meski rencana pembuatan tank tempur medium baru dilakukan, Iwan mengungkapkan pihaknya akan melakukan pengembangan tanpa transfer of technology (ToT) dengan produsen pembuat tank dari luar negeri.
"Kami tidak kerja sama dengan luar. Ini kami kembangkan sendiri," ucap Iwan.Iwan optimistis pihaknya dapat menyelesaikan pengembangan tank tempur medium dengan jangka waktu yang cepat. Targetnya, pada 2014 prototype tank ini sudah jadi.
Sumber : Tribun
Pemerintah Berencana Bangun Pusat Nuklir di Kalimantan Barat
Pemerintah pusat mewacanakan untuk membangun pusat nuklir di Provinsi Kalimantan Barat karena di daerah tersebut ditemukan sumber daya alam uranium yang cukup besar.
Pemerintah Berrencana Bangun Pusat Nuklir di Kalimantan Barat.Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Ariffin yang juga ketua Forum Percepatan Pembangunan dan Revitalisasi Kalimantan di Banjarmasin, Senin mengatakan, beberapa waktu lalu dia bersama dengan perwakilan Gubernur wilayah Kalimantan melakukan pertemuan dengan beberapa kementerian antara lain, Kementerian Ekonomi, ESDM dan terkait lainnya.
Salah satu hasil pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah rencana pembangunan pusat pengembangan nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi listrik dan sumber energi lainnya."Kalimantan adalah wilayah cukup kaya, bukan hanya tambang batu bara, emas dan lainnya tetapi juga uranium di Kalbar," katanya.Karena bahan baku utama energi nuklir tersebut banyak di temukan di Kalbar, sehingga diwacanakan untuk mengembangkan energi tersebut untuk pembangunan pemenuhan energi masa depan Kalimantan.
Rencana tersebut, kata dia, juga menjadi salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang kini masih kurang, sehingga pelaksanaan MP3EI serta Permen ESDM tentang larangan bahan baku energi keluar dari Indonesia bisa segera diwujudkan."Kami sangat berharap berbagai infrastruktur, jalan, jembatan dan bandara udara, pelabuhan laut dan energi di wilayah Kalimantan bisa diselesaikan pada 2014," katanya.
Tanpa dukungan infrastruktur dan energi yang memadai, tambah dia, pelaksanaan MP3EI dan Permen ESDM tersebut akan sulit untuk direalisasikan.Apalagi, kata dia, beberapa negara importir tambang seperti Jepang, China, dan beberapa negara lainnya, kini sudah mulai mengurangi permintaan karena ditemukannya gas yang cukup besar di Amerika dan Australia.
Kondisi tersebut, kata dia, dikhawatirkan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah, walaupun kini tambang bukan lagi satu-satunya tumpuan perekonomian Kalsel."Kedepan kita akan mengembangkan sektor perekonomian dalam arti luas, selain juga mendorong tumbuhnya investasi terutama industri skala besar," katanya.
Kini, tambah Gubernur, yang sudah siap untuk beroperasi adalah tiga perusahaan bijih besi di Kabupatan Tanah Laut dan Tanah Bumbu, sebagai salah satu wujud dari pelaksanaan MP3EI.
Sumber : ANtara
Kamis, 11 Oktober 2012
Industri Pesawat Tempur dan Kapal Induk Indonesia
2020, Indonesia Produksi Pesawat Tempur F-33
JAKARTA – Indonesia menargetkan pada 2020 mampu memproduksi pesawat tempur modern F-33. Pemerintah menggandeng Korea Selatan untuk merealisasikan target tersebut.
“Saat ini, masih dalam tahap research and development. Namun, kami targetkan pada 2020, sudah bisa diproduksi,” ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, saat berkunjung ke kantor redaksi Suara Pembaruan, Jakarta, Selasa (21/12).
Target tersebut merupakan bagian dari program reformasi industri pertahanan. Pemerintah, kata Purnomo, akan terus mematangkan dan menyempurnakan industri pertahanan. Salah satu cara adalah memroduksi sendiri peralatan tempur.
Pesawat tempur modern F-33 diproduksi untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara. Dalam tahap awal, pesawat yang akan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini, sedang dilakukan penelitian dan pengembangan (litbang). Hasil penelitian dan pengembangan menyebutkan, Indonesia bisa memroduksi pada 2020, atau sepuluh tahun ke depan.
Pesawat tempur modern F-33 merupakan generasi terbaru setelah F-16 dan Sukhoi. “Selama belum F-33, kita menjembataninya dengan F-16 dan Sukhoi,” ujar Menhan. Untuk merealisasikan target tersebut, Indonesia bekerja sama dengan Korea Selatan. Kendati demikian, dalam proses produksi, kata Purnomo, Indonesia tetap memiliki hak paten.
Selain pesawat tempur modern, reformasi industri pertahanan juga direalisasikan melalui produksi alutsista di bidang darat dan laut. Di bidang laut, kata Purnomo, PT PAL sedang menyiapkan kapal selam. Terkait hal itu, beberapa negara, di antaranya Jerman dan Rusia, telah menawarkan lisensi. Menyikapi tawaran tersebut, Indonesia menginginkan proses produksi dilakukan di dalam negeri. “Ini menyangkut penggunaan lokal konten,” ujar Purnomo.
Sedangkan untuk peralatan darat, saat ini sedang dikembangkan industri pembuatan roket. Selain memperkuat alat utama system pertahanan (alutsista) nasional, pengembangan industri pertahanan juga juga berorientasi kepada kemandirian masing-masing industri.
“Dengan demikian, masing-masing industri bisa menghasilkan devisa,” jelas Purnomo.
Pada bagian lain, Menhan menegaskan, alokasi anggaran pembelian alutsista baru masih terbatas. Dari anggaran Rp 45 triliun yang diterima Kementerian Pertahanan, hanya 30%-nya untuk belanja alutsista. Sebanyak 20% untuk pemeliharaan, sedangkan 50%-nya sebagian besar untuk gaji prajurit. “Ada 460 ribu prajurit,” ujar Menhan.
Sementara itu, mengenai pengamanan daerah perbatasan, Kemenhan dan TNI mengklasifikasi menjadi pengamanan perbatasan barat dan timur. Perbatasan barat sebagian besar meliputi kawasan laut dangkal, sedangkan timur laut dalam. “Di barat, karena termasuk lautan dangkal, kami tempatkan kapal-kapal yang tak terlalu besar. Sementara di timur, karena lautnya dalam, ditempatkan kapal-kapal besar,” paparnya.
Salah satu perbatasan kawasan timur yang dikawal kapal besar adalah Ambalat. Di sini, ditempatkan kapal jenis fregat dan beberapa kapal patroli cepat.
Kapal induk (bahasa Inggris: carrier vessel, CV) adalah sebutan untuk kapal perang yang memuat pesawat tempur dalam jumlah besar. Tugasnya adalah memindahkan kekuatan udara kedalam armada angkatan laut sebagai pendukung operasi operasi angkatan laut.
Selain itu juga digunakan sebagai pusat komando operasi dan sebagai kekuatan detterence atau memberikan efek gentar pada lawan karena kekuatan udara yang dibawanya dalam satu kapal sama dengan jumlah kekuatan armada angkatan udara kebanyakan negara-negara di dunia.
Sejarah kapal induk
Kapal induk pertama kali digunakan oleh Angkatan Laut Inggris, namun sampai menjelang perang dunia kedua negara-negara barat termasuk Amerika Serikat masih enggan menggunakannya sebagai kekuatan Angkatan laut utama.
Konsep konvensional armada angkatan laut saat itu didominasi oleh Kapal jelajah berat, Kapal jelajah, Kapal perusak (destroyer) dengan ukuran meriam yang cukup besar hal ini memang disebabkan bahwa kapal induk dipandang cukup rentan dan riskan bila digunakan dalam operasi maritim.
Adalah Angkatan Laut Jepang (Kaigun) yang menggunakan kapal Induk secara efektif pada awal perang dunia II. Akibat perjanjian maritim antara Inggris Amerika dan Jepang serta Perancis dan Jerman disepakati rasio tonase 5:5:3:1,5:1,5 untuk USA, Inggris, Jepang, Perancis dan Jerman membuat jepang mengakalinya dengan membuat kapal induk ukuran sedang tetapi dilengkapi kekuatan udara yang mematikan sekalipun menuai kemarahan dari pihak militer sendiri.
Bukti dari rekayasa Jepang adalah serangan atas Pearl Harbour 9 Desember 1941 yang menyadarkan Barat akan fungsi kapal induk yang dapat melakukan serangan mematikan atas instalasi sasaran lawan. Jepang memang memiliki 20 lebih kapal induk saat itu diantaranya adalah : Akagi (merupakan kapal induk terbesar)
Zuiho
Zuikaku, Soryu, Hiryu, Chiyoda
Namun dalam perjalanannya selama perang Pasifik, Jepang kehabisan seluruh armadanya. Terlebih-lebih dalam pertempuran di Midway dan Leyte yang merupakan pertempuran laut antar kapal induk.
Akagi, Kapal Induk Jepang di masa PD II
Negara-negara pengguna kapal induk
1. Amerika Serikat
2. Rusia
3. Perancis
4. Inggris
5. China
6. India
7. Italia
8. Spanyol
9. Brasil
10. Thailand
Negara-negara yang pernah menggunakan kapal induk
1. Jepang
2. Australia
3. Belanda
4. Argentina
Jenis-jenis kapal induk
Dari segi propulsi
Dari segi bahan bakar terdapat dua jenis kapal induk yakni:
Kapal Induk Nuklir
Kapal Induk ini menggunakan mesin bertenaga nuklir yang diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai suber tenaga listrik serta tenaga uapnya digunakan sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat.
Untuk Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN contoh kapal induk nuklir adalah USS Ronald Reagan, USS Kitty Hawk, USS Enterprise.
Kapal Induk Konvensional
Kapal induk ini menggunakan mesin bertenaga diesel contohnya adalah 25 de Mayo (Argentina), Giuseppe Garibaldi (Italia), RTN Chakkri Narruebet (Thailand). Untuk Armada Amerika Serikat biasanya digunakan kode CV dan pada saat ini jarang digunakan.
Teknis Peluncuran Pesawat
Kapal Induk Konvensional (CTOL/Conventional Take Off Landing)
Kapal induk jenis ini biasanya berukuran besar karena geladaknya digunakan sebagai tempat pendaratan dan peluncuran pesawat secara convensional (biasa). Dilengkapi dengan catapult untuk meluncurkan pesawat dan kabel arrester (penahan) untuk membantu pendaratan pesawat, karena panjang geladak kapal induk lebih pendek daripada panjang landasan di pangkalan.
Selain tempat parkir pesawat selain ruangan yang berarda pada lambung kapal. Kapal Kapal Induk yang digunakan US Navy rata rata adalah kapal induk jenis ini. Contoh : USS Ronald Reagan
USS John F Kennedy
Kiev(Rusia)
25 de Mayo (Argentina), Foch dan Charles de Gaulle (Perancis)
Kapal Induk STOVL (Short Take Off Vertikal Landing)
Kapal induk ini biasanya berukuran sedang/ringan, memiliki Sky Jump yang digunakan untuk meluncurkan pesawat dan pendaratan pesawat dilakukan secara vertikal.
Oleh karena itu pesawat pesawat yang digunakan adalah pesawat pesawat tempur jenis khusus semacam AV-8 Harrier (USA) , Harrier II Plus (Inggris), Yak 38 Forger, Yak 141 Freehand (Rusia) ataupun Helikopter. Pada pesawat tempur Rusia biasanya dilengkapi laser untuk memudahkan pendaratan.
Hampir kebanyakan negara menggunakan kapal Induk Jenis ini karena memerlukan biaya perawatan dan operasional yang lebih rendah daripada kapal induk jenis CTOL. Contoh dari Kapal Induk Jenis ini adalah: HMS Invincible, HMS Ark Royal (Inggris), Giuseppe Garibaldi (Italia), Prince de Asturias (Spanyol), Viraat, Vikrant (India), Novorossysk (Rusia), Chakri Narruebet (Thailand), USS Tarrawa (USMC.)
Oleh Sugianto
Selasa, 09 Oktober 2012
Menanti Kapal Induk Soekarno
Senayan - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS Safan Badri mengusulkan pada Panglima TNI, agar dalam pemberian nama kapal perang TNI AL dari produksi dalam negeri ke depannya dapat menggunakan nama mantan Presiden RI HM Soeharto dan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).
"Saya hanya sekadar menyampaikan aspirasi dari beberapa kelompok masyarakat, yang terinspirasi atas peresmian Kapal Selam di Surabaya dan dua Kapal Cepat Rudal (KCR) Clurit dan KRI Kujang 642 buatan dalam negeri, di Batam, masyarakat menanyakan apakah mungkin dalam KRI berikutnya,dapat diberi nama KRI HM Soeharto dan KRI Gus Dur," ujar Safan Badri dalam raker dengan Panglima TNI di Komisi I, Rabu (29/2).
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq juga mengusulkan nama KH Agus Salim pada KRI berikutnya.
Merespon atas dua usulan tersebut, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono mengatakan, penggunaan nama HM Soeharto dan Gus Dur, TNI AL selalu melihat kebesaran nama dengan kondisi Kapal yang di beri nama.
"Artinya, kebesaran Gus Dur dan kebesaran Pak Harto harus sesuai dengan nama kapal yang diberi nama tersebut. Oleh karena itu, kami masih menunggu kapal yang sesui untuk diberi nama Gus Dur maupun Pak Harto," ujar Panglima TNI.
Bahkan, kata Panglima TNI, pihaknya masih menyimpan satu nama, yaitu KRI Sudirman. "Kami masih menunggu akan kehadiran KRI yang besar untuk diberi nama itu, agar kebesaran kapal itu sesuai dengan kebesaran nama Panglima Jendral Sudirman," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR lainnya dari PDI-P Sudarto Danu Subroto kembali interupsi pada pimpinan rapat, untuk menayakan kapan pemberian KRI dengan menggunakan nama Soekarno. "Sudah ada bayangan, kapan ada KRI dengan Nama Soekarno?" ujarnya.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menimpali, nama KRI Soekarno akan diberikan setelah TNI AL punya kapal Induk. " Ya nanti, kita tunggu sampai kita punya kapal Induk sendiri," tegasnya.
Source : Jurnalparlemen
Langganan:
Postingan (Atom)